Arpenta | Lhokseumawe, Aceh 4 Oktober 2024 – Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru, Musdar, M.Pd., Ketua Pelaksana Kegiatan, yang juga menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah Dayah Ulumuddin menyelenggarakan workshop bertajuk "Optimalisasi Kompetensi Guru Dayah di Era Digital" di Dayah Ulumuddin, Desa Uteun Kot, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Acara ini dihadiri oleh ustaz dan ustazah dari berbagai tingkat satuan pendidikan yang bernaung di dayah, menandakan komitmen mereka untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin dekat dengan digital.
Dalam sambutannya, pria yang sering disapa Abi Musdar menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi para pendidik agar siap menghadapi tantangan di era digital. Ia menyampaikan harapan bahwa workshop ini bisa menjadi langkah penting dalam membekali guru-guru dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendidik generasi masa depan yang kompetitif dan berkontribusi di masyarakat.
Acara ini diselenggarakan dalam dua sesi menarik. Sesi pertama menghadirkan materi mengenai “Penerapan Literasi Numerasi Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila”, yang memberikan wawasan dan strategi konkret kepada peserta untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran mereka. Materi ini sangat relevan dengan upaya untuk mendukung program pendidikan nasional yang inklusif.
Sesi kedua, yang diadakan setelah salat Jumat, menghadirkan Dr. Agus Salim Salabi, M.A., pakar dalam bidang Manajeman Pendidikan Islam yang merupakan tim konsultan dan pelatihan di bidang pendidikan Arpenta - CV. Maktabah Andalusia Indonesia Jakarta, sebagai narasumber. Dalam sesi ini, Dr. Salabi mengangkat tama “Optimalisasi Kompetensi Guru Dayah”, yang membahas pentingnya peningkatan kompetensi guru di tengah perubahan kurikulum dan beragamnya kebutuhan siswa. Diskusi yang hangat di musala santriwati mendorong peserta untuk saling berbagi pengalaman mengenai tantangan yang mereka hadapi serta solusi yang dapat diterapkan.
Salah satu temuan menarik dari kuesioner yang dibagikan selama workshop adalah bahwa 72,3% pilihan peserta menjadi guru dayah karena panggilan hati untuk mengabdi. Namun, mereka juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya (27,7%), kebutuhan untuk melek digital (38,3%), dan minimnya pelatihan yang relevan (68,1%). Peserta sepakat bahwa pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk tetap relevan dalam dunia pendidikan yang terus berubah. Mereka juga mendiskusikan pemanfaatan media sosial dan platform digital sebagai alat pendukung dalam proses pembelajaran.
Dari hasil refleksi kegiatan, peserta berkomitmen untuk mengoptimalkan kompetensi mereka dalam berbagai aspek. Dalam hal kompetensi pedagogik, mereka akan mengembangkan metode pembelajaran inovatif, sedangkan untuk kompetensi sosial, mereka akan meningkatkan komunikasi dengan wali santri. Untuk kompetensi profesional, peserta akan fokus pada pengembangan diri, pelatihan kurikulum, serta pemanfaatan aplikasi digital. Dalam kompetensi kepribadian, sebagian mereka akan fokus pada kegiatan menulis dan mempublikasikannya, sementara yang lain akan melakukan muhasabah, eksplorasi dan mengembangakan media online yang mereka keloala, serta memperkuat karakter guru.
Antusiasme peserta terhadap workshop ini sangat tinggi, dan mereka berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara rutin dengan materi yang lebih spesifik, terutama mengenai pengelolaan kelas dan teknologi pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi para pendidik di dayah untuk terus meningkatkan kompetensi mereka, sehingga dapat menjawab tuntutan zaman yang semakin menuntut digitalisasi dalam dunia pendidikan. Dengan dukungan komunitas dan para ahli yang berada di Arpenta - CV. Maktabah Andalusia Indonesia, diharapkan pendidikan di Dayah akan semakin berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman. (AS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar