Review Jurnal (Penyerapan Nilai-nilai Karakter Budaya Banjaran) Bagian 1

Artiekel dengan judul di atas ditulis oleh Agus Salim Salabi, Dosen MPI pada FTIK IAIN Lhokseumawe. artikel ini diterbitkan pada jurnal MIQAT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman terakreditasi SINTA 2 di bawah naungan UIN Sumatera Utara Medan. Judul ini, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia setidaknya akan menjadi “Penyerapan (Internalisasi) Nilai-nilai Karakter melalui Budaya Banjaran di Pondok Pesantren Mustafawiyah, Purbabaru. Banjaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kumpulan pondok/rangkang/bilik/kamar tempat para santri bermukim selama mengenyam pendidikan di pesantren.


Dalam abstrak penelitian ini dibahas tentang pentingnya budaya banjaran (pondokan) sebagai sarana untuk membentuk sikap dan perilaku santri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode fenomenologi dalam paradigma kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi budaya pondokan dilakukan melalui tahapan manajerial. Selain itu, empat karakteristik utama budaya banjaran, yaitu menjadi faktor pembeda, pembentuk komitmen bersama, penciptakan sistem sosial yang stabil, dan pembentuk perilaku dan sikap santri, merupakan faktor penting dalam pengembangan karakter santri. 


Dalam budaya banjaran, terdapat nilai-nilai yang sangat penting untuk dipahami dan diterapkan oleh santri. Beberapa nilai tersebut antara lain: nilai kemandirian, nilai inovasi dan kreativitas, nilai motivasi kewirausahaan, nilai religiositas, nilai komunikasi, nilai sosial kemasyarakatan, nilai ketahanan mental dan fisik, nilai moderasi yang menghargai perbedaan, nilai toleransi, dan nilai ukhuwah (persahabatan dan kekeluargaan). Secara keseluruhan, abstrak tersebut memberikan gambaran tentang pentingnya budaya pondokan dalam membentuk karakter santri dan juga mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya pondokan. Namun, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang hasil penelitian ini, perlu untuk meninjau studi lengkapnya dan metode penelitiannya.


Pada bagian pendahuluan yang disajikan, memberikan informasi yang cukup detail dan jelas mengenai fokus penelitian yang dilakukan terhadap Pesantren Mushtafawiyah Purbabaru. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan terkait dengan Pesantren Mushtafawiyah, namun kajian budaya banjaran yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki distingsi yang khusus. Informasi yang disajikan juga memberikan gambaran mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam budaya banjaran, yang berkontribusi dalam membentuk perilaku dan kebiasaan santri. Penelitian ini juga menguraikan bagaimana interpretasi nilai-nilai tersebut dilakukan melalui beberapa metode analisis dan eksplorasi fungsi. 


Pada bagian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian "The Internalization of Banjaran Cultural Character Values in Musthafawiyah Islamic Boarding School, Purbabaru" terlihat sangat sistematis dan terperinci. Jenis penelitian kualitatif studi fenomenologi yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin menggali pengalaman dan makna yang terkait dengan internalisasi nilai budaya banjaran pada santri Musthafawiyah. 


Penggunaan draft wawancara yang mengacu pada konsep teori primer budaya organisasi Schein dan Davis, serta pengumpulan data melalui deep interview, chat WhatsApp, voice note WhatsApp, dan dokumentasi menunjukkan bahwa peneliti telah memperhitungkan berbagai sumber data dan instrumen untuk mengumpulkan data yang relevan. Selain itu, peneliti juga menyesuaikan metode pengumpulan data dengan situasi pandemi Covid-19, yaitu dengan melakukan wawancara melalui telepon. Tahap analisis data menggunakan metode pentahapan sekuensial yang terdiri dari empat alur tahap kegiatan secara simultan, termasuk proses reduksi data, klasifikasi data, pengarahan data, mengakomodir data sekunder, dan membuang data yang tidak perlu sehingga dapat dilakukan verifikasi dan penarikan kesimpulan.


Secara keseluruhan, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terlihat sangat terstruktur dan sistematis, sehingga memungkinkan peneliti untuk menggali data yang relevan dan memberikan perspektif yang berbeda dan memperkaya temuan teoretis mengenai manajemen pendidikan secara umum dan budaya pesantren secara khusus. (admin@rpenta)


Baca lanjutan ulasan jurnal bagian 2 di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar